Perdagangan Kursi Politik




 Ada yang unik dari negeri yang kaya akan pulau dan kebudayan ini.Negeri yang disebut sebagai negeri demokrasi Namun  masih banyak menyimpan misteri di panggung politik
Dunia politik memang identik dengan persaingan yang sangat ketat,banyak mereka yang menyebut panggungnya para singa hutan.Bagaimana tidak,mereka berjuang memaparkan visi dan misi nya di masyarakat,mulai dari pemasangan baleho yang puluhan meter di badan jalan,selebaran yang berceceran di pepohonan serta kronisnya memasang wajah di badan transportasi,baik umum maupun pribadi.Itu semua demi mendapatkan hati masyarakat.Mungkin cara tersebut sudah menjadi sajian umum bagi calon legeslatif (caleg) dan tontonan umum bagi masyarakat awam.Tapi sebagian dari mereka yang ingin naik di dunia politik dengan instan biasanya mengunakan segala cara untuk mendapatkan hati rakyat.Krusialnya,praktek mistis sekarang menjadi sajian panggung politik di negeri tercinta ini.
Jasa perdukunan atau yang lainnya ,menjadi andalan para caleg untuk mendapatkan dukungan suara dari masyarakat seacara instan .Ntah,haram atau halal yang mereka gunakan.Dibenaknya mungkin hanya tersimpan kemenangan kursi jabatan.
Mulai cara jampi-jampi,jejimat,mandi kembang,bertapa digoa.serta doa-doa khusus yang diberikan dan ditarifkan .Harganya tidak lagi dibilang murah.Menurut fakta ,nominal untuk mendapatkan doa dan jampi-jampi diberikan sekali datang dengan tarif senilai Rp.100 juta untuk DPR tingkat Kabupaten,Rp.200 juta untuk kota,Rp.300 juta untuk provinsi,1 trilliun untuk presiden.Parahnya lagi,oknum-oknum tersebut berani menjamin 100%.
Wakil rakyat yang di sebut-sebut penyalur aspirasi rakyat,kini hanya menjadi kicauan belaka.Misi-misi mereka hanya sebagai “tameng” atau senjata untuk menarik hati rakyat.
Bagaimana kelak mereka yang maju dan terpilih menjadi wakil rakyat,yang notabene apa yang mereka gunakan adalah cara-cara yang tidak sehat ? Bukankah meminta jabatan itu hukumnya haram.Apalagi meminta kepada pihak yang jelas dalam Agama tidak diperbolehkan.
Apakah dengan hal seperti itu rakyat dipikirkan?Jelas tidak,pasti mereka hanya memikirkan bagaimana mengembalikan uang sebanyak itu.Alhasil KKN-lah jalan keluarnnya.
Apakah negeri ini sudah dibutakan oleh jabatan.Sehingga untuk mencari nafkah untuk anak istri saja dengan menghalalkan yang haram.Tidak ada kah cara yang tepat.Bukankah dengan “Berusaha dan Berdoa”Allah SWT pasti memberikan jalan yang terbaik.
Susahkah mendapat hati dan suara rakyat.Tentu tidak,selama apa yang kita pikirkan dan kerjakan semata-mata untu mengabdikan diri untuk masyarakat.Pasti masyarakat yang menilai dan memilih.
Mau dibawa kemana negeri ini ?Jika praktek seperti ini bertaburan.Bukankah angka korupsi negeri  ini yang semakin tinggi disebabkan oleh hal-hal seperti ini juga !


0 komentar:

Posting Komentar