Okkyab.blogspot.com-Bisnis waralaba terus menggeliat dalam
beberapa tahun terakhir. Minat orang terhadap waralaba ini juga membawa
berkah bagi para broker atau agen pemasaran waralaba. Tak heran, bila
bisnis broker waralaba semakin moncer.
Biasanya, selain bisnis waralaba, broker ini juga memasarkan bisnis dengan skema kemitraan atau business opportunity (BO). Salah satu pemain yang berprofesi sebagai broker waralaba adalah Sidik Rizal di Jakarta.Ia
telah terjun ke bisnis ini sejak tahun 2008. Sebelum bergelut dengan
dunia broker waralaba, ia bekerja sebagai seorang desain grafis di
perusahaan biro periklanan. Namun, karena tak suka menjadi karyawan, ia
pun terpikir membuat usaha sendiri.Awalnya, Sidik fokus
menawarkan keahliannya membuat website ke sejumlah pelaku usaha.
Kebetulan, banyak kliennnya yang menawarkan kerjasama waralaba dan
kemitraan.
Salah satu kliennya pertamanya adalah Pecel Lele Lela.
Setelah kerap membuatkan website, Rizal pun semakin akrab dengan dunia
usaha. Ia banyak belajar mengenai waralaba dan kemitraan.
Sejak itu, bisnisnya berkembang dari sekadar membuatkan website menjadi broker franchise.
Untuk menjaring klien, Rizal getol mendekati para pelaku usaha. Ia
menceritakan, pada awal-awal menjadi broker, dirinya sempat berkeliling
di daerah Bekasi, Jawa Barat, guna mencari klien.
Jika melihat
ada usaha yang prospek dikembangkan, Rizal mengajak si pemilik usaha
untuk bekerjasama mengembangkan bisnis melalui skema waralaba.
Sebagai
seorang broker, Rizal akan memoles usaha tersebut agar menarik
ditawarkan ke para investor. Secara teknis, banyak hal yang
dilakukannya demi memperbaiki citra usaha yang akan dijualnya.
Di antaranya, membuatkan standar operasional untuk usaha tersebut, termasuk membantu mengubah manajemen usahanya.
Selain
itu, fungsi broker ini membantu menyediakan karyawan sesuai kebutuhan.
Rizal juga membuatkan konsep desain interior yang baru ke kliennya.
Terakhir,
tentu saja membuatkan website. Setelah semuanya siap, barulah Rizal
memasarkan usaha tersebut. Ada satu tips yang dimilikinya agar usaha
kliennya bisa berkembang dalam konsep kemitraan.
Yakni,
memaksimalkan peran media sebagai saluran pemasaran, baik media
elektronik maupun internet. Menurut Rizal, proses yang dibutuhkan untuk
mengubah usaha biasa menjadi waralaba sekitar satu bulan sampai tujuh
bulan. Biaya yang dipungut sebagai broker sangat bervariatif. Untuk usaha kecil yang mengusung konsep booth, Rizal biasanya memungut biaya antara Rp 5 juta– Rp 15 juta.
Biaya untuk usaha menengah sekitar puluhan juta, dan kelas restoran bisa sampai ratusan juta. "Untuk kelas restoran ini, biaya paling mahal sampai Rp 500 juta per paket," tutur Rizal.
Di
luar itu, Rizal juga mendapat komisi dari setiap investor yang
bergabung sebagai terwaralaba atau mitra. Besaran komisinya 5 persen–10
persen dari nilai paket investasi. Dari usaha ini, Rizal bisa
mengantongi omzet Rp 100 juta per bulan. Agen waralaba lainnya
adalah Mulyadi Handojo, Komisaris PT Mahir Food di Jakarta. Berdiri
tahun 2012, perusahaan anyar ini langsung menggandeng PT Best Waralaba
sebagai perusahaan agen waralaba yang sudah senior di bisnis broker
waralaba.
Best Waralaba sendiri sudah sukses memasarkan beberapa
usaha, seperti Jupe Fried Chicken, Rocket Fried Chicken, dan Tokiyo
Bento. Kebanyakan usaha itu milik para artis dan publik figur.
Bekerjasama
dengan Best Waralaba, Mahir Food juga fokus memasarkan usaha yang
dimiliki para artis dan publik figur. Mereka memilih memasarkan usaha
artis karena cepat berkembangnya dibanding orang biasa.
Sebagai
broker, Mahir Food tidak hanya memoles sebuah usaha agar menarik
ditawarkan ke para investor. Tapi juga membuatkan usaha bagi para artis
tersebut.
Jadi, saat ditawari kerjasama, banyak artis yang sebenarnya belum memiliki usaha. "Usahanya kami buatkan sendiri," katanya. Cuma,
sudah ada kesepakatan sebelumnya bahwa si artis bersedia menanamkan
modal dan membolehkan namanya dipakai sebagai brand usaha. Sebagai
payung hukum, nanti dibuat PT atau CV yang menaungi brand tersebut.
Saat ini, misalnya, Mulyadi sedang menjajaki kerjasama dengan presenter terkenal Chantal Della Concetta untuk membuka rumahs makan teak (steik). "Nanti diluncurkan awal 2013," katanya.
Kata Mulyadi, butuh waktu tiga bulan sampai usaha kuliner
ini bisa diluncurkan. Mulyadi menunggu setahun agar omzetnya jelas dan
terbukti manajemen bisa berjalan lancar baru menawarkan kemitraan.
Mahir Food berhak atas 40 persen saham perusahaan itu.
Sumber : kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar